Ensiklopedia evaluasi program pendidikan




















Menyusun skala bertingkat yang digunakan untuk mempertimbangkan tingkat penampilan indikator. Jika sudah selesai membuat skala, kumpulkan semua calon evaluator untuk bersama-sama menentukan urutan kebutuhan dan skala prioritas kebutuhan. Pengertian dan Status Proposal dalam Evaluasi Program Proposal adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program.

Mengapa harus ada proposal? Tanpa ada proposal, kegiatan tidak akan lancar karena tanpa arah yang jelas, dan semuanya terjadi mendadak. Melaksanakan evaluasi program berarti melakukan satu kegiatan yang sifatnya kompleks. Sebelum mulai melakukan pekerjaan, pelaku sebaiknya memiliki gambaran yang jelas tentang latar belakang atau alasan yang mendorong untuk melakukan evaluasi, target yang harus dicapai, apa saja yang harus dikerjakan, metode apa yang digunakan, dengan apa keberhasilan kerja harus diukur, dan sebagainya.

Proposal merupakan sesuatu yang dapat memberikan petunjuk bagi siapa saja yang akan melaksanakan evaluasi program terhadap program yang harus dievaluasi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pelaku evaluasi program tidak harus orang menyusun proposal. Ada tiga kemungkinan evaluator ditinjau dari sudut program yang akan dievaluasi, yaitu evaluator dalam, evaluator luar, dan gabungan dari keduanya.

Evaluator luar adalah petugas evaluasi program dan orang tersebut terlibat langsung maupun tidak langsung dengan program yang dievaluasi. Ditinjau dari aspek psikologis, evaluator luar dapat dikatakan baik karena tidak akan atau sedikit sekali dipengaruhi oleh unsur subjektivitas dari dirinya.

Dikarenakan tidak berkepentingan dengan program, evaluator luar tidak terdorong untuk mengangkat nilai yang diperoleh. Jenis lain adalah evaluator dalam. Dari namanya saja sudah dapat ditebak, bahwa yang dimaksud dengan evaluator dalam adalah petugas evaluasi, yang orang terlibat dalam kegiatan program yang dievaluasi, baik langsung maupun tidak langsung.

Karena berasal dari dalam, biasanya orang tersebut sudah memahami seluk-beluk program sehingga evaluasi tidak akan keliru. Setelah membandingkan antara evaluator luar dan evaluator dalam yang masing-masing mengandung kelebihan dan kekurangan, dapat diatasi dengan menggunakan evaluator gabungan. Tim evaluator yang ditunjuk terdiri dari orang-orang luar, dan satu atau dua orang dari dalam.

Evaluator yang diambil dengan cara gabungan, disarankan hendaknya yang menjadi ketua tim bukanlah orang dalam, agar mobilitasnya lebih leluasa. Apabila yang mengerjakan evaluasi orang dari luar program, diharapkan tujuan dapat dicapai secara efektif dan evaluasi dapat tepat arah, pemesan sebaiknya juga membuatkan proposal sekaligus.

Berkenaan dengan pemesan menyerahkan seluruh pekerjaan evaluasi kepada tim evaluator, pemesan hanya menyerahkan semua dokumen tentang program yang akan dievaluasi disertai penjelasan tentang apa yang dikehendaki.

Dengan demikian, tim evaluator terlebih dahulu harus mempelajari seluk-beluk program secara baik, kemudian baru menyusun proposal. Sesuai dengan makna dan pengertiannya, proposal adalah sebuah rencana kerja tertulis. Melalui fungsinya itu, maka isinya menyebutkan hal-hal yang dirancang untuk dilakukan disertai dengan penjelasan tentang alasan, arah, dan tujuan evaluasi.

Meskipun isinya tersebut bermacam-macam, tetapi secara garis besar isi proposal ada dua bagian, yaitu pendahuluan dan metodologi. Semakin tinggi kualitas instrumen semakin tinggi pula hasil evaluasinya. Syarat instrumen yang baik ada empat, diantaranya valid atau sahih yaitu tepat menilai yang akan dinilai. Kedua, reliabel atau dapat dipercaya yaitu bahwa data yang dikumpulkan benar seperti apa adanya.

Ketiga, praktikebel, yaitu bahwa instrumen tersebut mudah digunakan, praktis dan tidak rumit. Keempat, ekonomis, yaitu tidak boros dalam mewujudkan dan menggunakan sesuatu di dalam penyusunan, tidak banyak membuang uang, waktu dan tenaga.

Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah mengidentifikasi komponen program dan indikatornya, membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode pengumpulan data, menyusun butir-butir instrumen, menyusun kriteria penilaian dan menyusun pedoman pengerjaan. Langkah-langkah Evaluasi Program. Tahapan evaluasi program meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap monitoring evaluasi program. Persiapan Evaluasi Program.

Persiapan evaluasi program antara lain berupa penyusunan evaluasi, penyusunan instrumen evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antar evaluator sebelum pengambilan data. Penyusunan evaluasi terkait dengan pemilihan model evaluasi. Pemilihan model tergantung pada tujuan evaluasi program yang akan dilaksanakan dan kriteria kriteria keberhasilan program sehingga dalam penyusunan evalusai seorang evaluator harus mengetahui tujuan program dan kriteria keberhasilan program.

Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program, evaluator dapat menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, sasaran evaluasi program, dan jadwal yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan evaluasi program. Setelah rencana evaluasi tersusun langkah selanjutnya adalah penyusunan evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen evaluasi adalah 1 merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun, 2 membuat kisi-kisi yang berisi tentang perincian variabel dan jenis istrumen yang akan digunakan, 3 membuat butir-butir instrumen dan 4 menyunting instrumen.

Kegiatan menyunting instrumen terdiri dalam tiga tahapan yaitu 1 mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, 2 menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya, 3 membuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan kepada orang lain. Setelah instrumen selesai dibuat langkah selanjutnya adalah melakukan pengijain validitas dan reliabilitasnya. Evaluasi program kadang-kadang memiliki populasi yang besar dan luas, sehingga perlu teknik sampling untuk perolehan datanya.

Teknik sampling ada dua macam, yaitu random sampling dan nonrandom sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak di mana semua individu dalam populasi memiliki peluang yang sama. Nonrandom sampling adalah pengambilan sampel di mana tidak semua individu diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel.

Langkah selanjutnya setelah menemukan sampel yaitu menyamakan persepsi antar evaluator tentang berbagai hal sebelum pengambilan data dimulai.

Beberapa hal yang perlu disamakan persepsinya yaitu tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program, jenis data yang diperlukan, metode pengumpulan data, instrumen pengumpul data, wilayah generalisasi, teknik sampling dan jadwal kegiatan evaluasi. Penyamaan persepsi ini bermanfaat agar tidak terjadi bias dalam pengambilan data. Pelaksanaan Evaluasi Program. Evaluasi program dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi reflektif digunakan untuk mengevaluasi kurikulum sebagai suatu ide. Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji ide yang dikembangkan dan dijadikan landasan bagi kurikulum. Evaluasi rencana merupakan evalusi yang paling banyak digunakan. Persyaratan-persyaratan program sebagai rencana seperti format, keterbacaan, hubungan antar komponen, organisasi vertikal dan horizontal dari pengalaman belajar biasanya meupakan hal yang menuntut perhatian evaluator pada saat melakukan evaluasi program sebagai suatu rencana.

Evaluasi proses atau implementasi program membuat perhatian evaluator untuk mencoba melihat beberapa faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program sebuah kegiatan. Evaluasi terhadap kepemimpinan kepala sekolah, pengetahuan dan sikap serta kegiatan guru, faktor siswa, peralatan belajar serta interaksi dalam proses pembelajaran dianggap sebagai fokus yang penting.

Evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap hasil capaian hasil belajat dalam pengertian pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah pengetahuan yang dimiliki peserta didik semakin tinggi, semakin berhasil program pembelajaran tersebut.

Keempat jenis evaluasi tersebut akan mempengaruhi evaluator dalam pengumpulan data. Tabel berikut menunjukkan ringkasan alat pengumpul data selama pelaksanaan evaluasi program.

Kapan dilakukan. Tes, kuosioner, survey atau daftar ceklist. Bisa dilakukan secara anonim. Pengelolaannya murah. Mudah membandingkan dan menganalisisnya. Mampu menggali data dari banyak orang. Bisa memperoleh data yang banyak. Banyak contoh tes, kuosioner, daftar yang sudah ada tanpa harus repot membuatnya. Bisa mendapatkan feedback yang tidaj saksama. Respon atau tanggapan bisa menyimpang. Dalam survey perlu keahlian sampling. Tidak akan mendapatkan cerita sepenuhnya.

Mendapatkan informasi yang penuh dan mendalam. Melaksanakan evaluasi program berarti melakukan satu kegiatan yang sifatnya kompleks. Sebelum mulai melakukan pekerjaan, evaluator sebaiknya memiliki gambaran yang jelas tentang latar belakang atau alasan yang mendorong untuk melakukan evaluasi, target yang harus dicapai, apa saja yang harus dikerjakan, metode apa yang digunakan, dengan apa keberhasilan kerja harus diukur, dan lain sebagainya.

Apa sajakah yang tertera dalam proposal? Sesuai maknanya maka isinya menyebutkan hal-hal yang dirancang untuk dilakukan disertai dengan penjelasan tentang alasan, arah dan tujuan evaluasi.

Meskipun isinya bermacam-macam, tapi secara garis besar isi proposal ada dua bagian yaitu pendahuluan dan metodologi. Dikarenakan evaluasi program langkah-langkahnya sama seperti penelitian, maka kegiatannya pun harus sistematis dan baku serta harus mengikuti aturan penulisan ilmiah. Pada umumnya garis besar isi pendahuluan adalah :. Latar belakang masalah. Berisi Hal-hal yang mendasari lahirnya kegiatan evaluasi tersebut.

Alasan tersebut harus betul-betul kuat, tidak mengada-ada sehingga memberikan gambaran pada pembaca bahwa kegiatan evaluasi program yang akan dikerjakan memang betul-betul perlu dilaksanakan. Cara meyakinkan pembaca bahwa kegiatan evaluasi tersebut sangat penting adalah dengan menunjukkan adanya kesenjangan.

Gambaran tentang kesenjangan adalah penjelasan tentang seberapa jauh implementasi kebijakan yang ada dan seperti apa kondisi yang dituju dan dijelaskan dalam kebijakan yang bersangkutan. Evaluasi program tidak lain adalah keinginan untuk mengetahui sejauh mana suatu kebijakan sudah terlaksana dan sejauh mana pelaksanaan program sudah mencapai tujuan. Dengan memahami seluk beluk program yang akan dievaluasi dengan benar, tim evaluator diharapkan mampu menentukan sasaran evaluasi dengan tepat, siapa dan apa saja yang pantas dijadikan sebagai sumber data dan yang harus dihubungi, metode dan instrument apa saja yang diperlukan dan kapan kegiatan evaluasi harus dilaksanakan.

Identifikasi masalah dan pembatasan masalah serta pertanyaan evaluasi. Selanjutnya evaluator harus mengoperasionalkan tujuan evaluasi tersebut dalam bentuk pertanyaan evaluasi.

Tentunya tidak melenceng dari tujuan. Tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari evaluasi program ialah mengetahui keterlaksanaan kebijakan dari program tersebut.

Sedangkan tujuan khususnya dapat dikaitkan dari pertanyaan evaluasi yang diajukan. Caranya dengan mengutip semua inti persoalan dalam pertanyaan evaluasi dan diubah kalimat pertanyaan yang ada menjadi pernyataan, serta dilengkapi dengan kata-kata yang menunjukkan tujuan. Ringkasan analisis Sering dicantumkan komentar ,analisa para ahli terhadap artikel-artikel yang dimuat dalam ensiklopedi itu.

Komentar ini perlu diperhatikan dan sangat menentukan bobot tulisan. Ruang lingkupscope Dalam menilai ensiklopedi hendaknya juga diperhatikan ruang lingkup, cakupan yang meliputi: 1. Tujuan Untuk mengetahui tujuan penyusunan ensiklopedi dapat dibaca pada kata pengantar, pendahuluan maupun daftar isi.

Ringkasan Perlu diperhatikan pula adanya kritik, komentar para ahli terhadap artikel- artikel maupun uraian yang dimuatnya. Universitas Sumatera Utara 3. Perencanaan Kejadian-kejadian, fakta artikel itu sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi atau tidaknya. Apakah urainya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, saat itu atau tidaknya. Susunan Untuk susunan itu perlu dipertimbangkan apakah: a. Ringkasan Perlu diperhatikan pula adanya kritik,komentar para ahli terhadap artikel maupun uraian yang dimuatnya.

Apakah uraiannya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, politik saat itu atau tidaknya.



0コメント

  • 1000 / 1000